pentingnya komunikasi dalam perpustakaan
MAKALAH KELOMPOK
PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN
Di Susun Oleh
Kelompok 7 :
ST.
UMMU SALAMAH
TENRI
AMPA
ST.
KHADIJA JAFFAR
TEKKA
BANCIN
SYAHWATI
SYAHWAL
SAMSUL
ALAM
SYAMSURIADI
KATA
PENGANTAR
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على اشرف الأنبيآء
والمرسلين سيّدنا محمّد وعلى آله واصحابه أجمعين. أمّا بعد
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, adapun tema tugas ini adalah
pentingnya komunikasi dalam dunia perpustakaan.
Makalah ini mengkaji tentang betapa pentingnya suatu komunikasi
itu dalam suatu lembaga salah satunya adalah perpustakaan. Secara etimologi (bahasa), kata”komunikasi” berasal dari bahasa inggris
“comunication” yang mempunyai akar
kata dari bahasa latin “comunicare”
(weekley,1967:338). Sedangkan perpustakaan itu sendiri berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab, buku-buku.
Kemudian kata pustaka mendapat awalan per
dan akhiran an, menjadi
perpustakaan. Dalam makalah ini kami akan mengupas habis tentang komunikasi dan
perpustakaan yang kemudian kami menggabungkannya sekaligus kami angkat menjadi
tema yaitu pentingnya komunikasi dalam dunia perpustakaan.
Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Penyusun
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan dapat lebih
menyempurnakan makalah ini. Anda dapat mengirimkan saran dan kritik anda ke
alamat email ini: tbancin@gmail.com, Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayahnya, Amin.
Makassar,
20 November 2012
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PEMBAHASAN
A. Pentingnya
Komunikasi dalam Dunia Perpustakaan
B. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi di
Perpustakaan
C.
Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di Perpustakaan
D.
Etika dalam Layanan Perpustakaan
E.
Keterampilan Berkomunikasi yang Perluh di Tingkatkan
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
REFERENSI
BAB
I
PEMBAHASAN
A. Pentingnya
Komunikasi dalam Dunia Perpustakaan
Komunikasi merupakan bagian penting yang mendukung keberadaan
suatu organisasi termasuk perpustakaan. Tanpa adanya komunikasi dalam
organisasi, maka semua pihak hampir tidak mungkin bekerjasama satu sama lain.
Demikian pula, suatu koordinasi tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya
komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi sangatlah penting, bukan hanya
di lingkungan organisasi saja tetapi di seluruh aspek kehidupan. Tanpa adanya
komunikasi akan membuat suatu organisasi menjadi hancur. Selanjutnya kerjasama
juga tidak mungkin dilakukan apabila orang tidak ada yang mengkomunikasikan
kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain. Contohnya, jika sebuah unit
perpustakaan yang dikelolah
tidak dengan mekanisme yang benar, misalnya tidak ada peraturan untuk pengguna,
tidak ada sanksi atas pelanggaran, tidak ada pembagian tugas yang tegas antar
pegawai, kemudian masing-masing staf bekerja sendiri-sendiri, maka dapat
dipastikan bahwa organisasi perpustakaan tersebut tidak akan berjalan dengan
baik.
Berbagai bentuk komunikasi akan tercipta dalam perpustakaan,
misalnya komunikasi formal berdasarkan struktur jabatan(struktural). Sebagai
contoh komunikasi antara bawahan dan atasan atau antara pejabat dalam hal
kedinasan. Dalam konsep ini umumnya sering terjadi masalah atau hambatan
komunikasi, oleh karena itu Henry Fayol dalam Fred Luthan (1981) membuat
konsepsi Jembatan Fayol untuk mengatasi hambatan komunikasi formal dalam suatu
organisasi.
B. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi di
Perpustakaan
Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam pengembangan
perpustakaan terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu sangat
diperlukan peningkatan kemampuan komunikasi bagi seluruh staf perpustakaan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan komunikasi yang efektif.
Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, yakni peningkatan kemampuan mendengarkan, peningkatan kemampuan
berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan, peningkatan komunikasi
nonverbal,dan melakukan simulasi kemampuan berkomunikasi di perpustakaan.
1.
Peningkatan Kemampuan Mendengarkan
Mendengar dengan mendengarkan memiliki perbedaan arti.
Mendengar merupakan aktivitas yang bersifat pasif, sedangkan mendengarkan
merupakan aktivitas yang bersifat aktif. Kemampuan mendengarkan merupakan
kemampuan untuk memahami perasaan, keinginan, dan aspirasi orang lain, baik
untuk hubungan ke dalam (komunikasi antar pegawai) maupun ke luar (komunikasi
antara pegawai dengan pengguna perpustakaan). Untuk keberhasilannya, setiap
petugas perpustakaan harus belajar atau menyiapkan diri mampu mendengarkan ide
dan masalah orang lain dengan baik dan tulus. Jadi, akan sangat baik jika semua
pegawai perpustakaan memiliki kemampuan mendengarkan, sehingga diharapkan dapat
menekan ketidakmampuan mendengarkan secara bijaksana.
Syarat
seorang pustakawan mempunyai kemampuan mendengarkan, yakni:
-Mampu mengungkapkan
keinginan pengguna, terutama dalam pelayanan referensi dan penelusuran informasi.
-Mampu memahami pandangan
seseorang, tingkah laku, perasaan dan rasa kekhawatiran.
- Mampu menyerap informasi sebagai
bahan membuat keputusan.
- Mampu menangkap umpan balik
tentang penampilan diri seseorang.
2.
Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Pengguna Perpustakaan
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien bagi
petugas perpustakaan sangatlah penting. Berkomunikasi dengan pengguna
perpustakaan melibatkan interaksi sosial yang kompleks, baik verbal maupun
nonverbal. Misalnya kemampuan mengkomunikasikan bagaimana menelusur informasi
dengan menggunakan salah satu program komputer, bisa menemukan lokasi buku yang
ada di perpustakaan dengan cepat; dan dapat menggunakan teknologi informasi
yang baru. Oleh karena itu, dalam hal ini, seorang pustakawan harus mampu
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi seperti ini.
C.
Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di
Perpustakaan
Seorang pimpinan ataupun staf perpustakaan yang memiliki
kemampuan komunikasi yang baik akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka
yang lemah dalam berkomunikasinya. Oleh karena itu, untuk pengembangan karier
di perpustakaan baik sebagai pimpinan ataupun staf, maka harus dimulai dari
pengembangan kemampuan berkomunikasi. Salah satu kegiatan dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi antarpribadi adalah dengan melakukan simulasi. Berikut
adalah tahapan kegiatan simulasi peningkatan kemampuan berkomunikasi, yakni:
I. Merumuskan ide-ide kegiatan yang akan dilakukan
Perumusan ide tersebut dapat dilakukan dengan diskusi
antar anggota kelompok atau peserta pelatihan, mendengarkan ceramah,
mendengarkan rekaman kegiatan tertentu, atau melihat sebuah tayangan film
maupun video yang berhubungan dengan keterampilan komunikasi tertentu.
II. Melakukan deskripsi situasi masalah
Pada tahap ini, situasi masalah dijabarkan untuk
memberi gambaran kepada peserta kelompok yang akan memerankan seseorang pada
kondisi tertentu. Deskripsi situasi masalah ini tidak hanya penting apabila
peserta kelompok tersebut terjun ke tempat kerja sebenarnya, agar mereka dapat
mengantisipasi situasi apapun yang akan timbul.
III. Melakukan pemberian umpan balik
Interaksi yang dilakukan dalam komunikasi ini
diharapkan dapat direkam secara audio-visual. Keuntungannya, kita dapat memutar
kembali hasil rekaman tersebut sehingga kita melihat bukti nyata apakah peserta
kelompok telah ada kemajuan dari upaya-upaya peningkatan komunikasi.
D. Etika dalam Layanan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan saat ini, tidak
terbatas layanan informasi yang secara fisik ada di gedung perpustakaan.
Perubahan / perkembangan teknologi yang begitu cepat, membuat layanan perpustakaan
juga berkembang. Hal ini juga mempengaruhi interaksi / komunikasi antara
pustakawan dan penggunanya. Kita perlu mengenal sasaran / pengguna perpustakaan baik yang berkunjung ke perpustakaan
secara langsung maupun pengguna perpustakaan yang mengakses informasi melalui
internet / fasilitas elektronik, media
komunikasi yang tersedia harus dikuasai sehingga pustakawan dapat mempromosikan
informasi yang tersedia. Pustakawan
perlu mengadakan pengkajian tujuan pesan komunikasi agar dapat memberdayakan informasi
secara lebih optimal. Setelah itu
perlu menyadari peran komunikator dalam komunikasi, sebagai daya tarik sumber
dan kredibilitas sumber.
Interaksi pustakawan pada penggunanya paling kelihatan adalah dalam pelayanan peminjaman buku. Tugas ini sangat berat dan penuh tantangan, berbagai jenis sifat manusia, budaya, dan latar belakang sosial bersatu, ingin mendapatkan layanan yang terbaik dari pustakawan. Sekalipun fasilitas yang tersedia di perpustakaan belumlah ideal, pustakawan tidak boleh semakin merendahkan citra perpustakaan yang tidak begitu bagus.
Justru dengan interaksi yang menyentuh hati, kita dapat menciptakan citra yang berbeda. Memang harus kerja ekstra keras, tapi itu yang harus kita lakukan bila kita ingin dihargai.
Interaksi pustakawan pada penggunanya paling kelihatan adalah dalam pelayanan peminjaman buku. Tugas ini sangat berat dan penuh tantangan, berbagai jenis sifat manusia, budaya, dan latar belakang sosial bersatu, ingin mendapatkan layanan yang terbaik dari pustakawan. Sekalipun fasilitas yang tersedia di perpustakaan belumlah ideal, pustakawan tidak boleh semakin merendahkan citra perpustakaan yang tidak begitu bagus.
Justru dengan interaksi yang menyentuh hati, kita dapat menciptakan citra yang berbeda. Memang harus kerja ekstra keras, tapi itu yang harus kita lakukan bila kita ingin dihargai.
Perpustakaan
harus memiliki:
1. Empati: kemauan untuk mengerti orang lain
2. Percaya diri
3. Ketulusan untuk berhubungan dengan orang lain
4. Keramahan, rasa simpati, dan sikap hormat
White and Blackley memberikan kiat yang dapat kita pakai dalam pelayanan perpustakaan. P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y
P – Pleasantness, good manner, smile are natural assets
Sikap yang gembira, sopan santun, dan senyum senantiasa harus menjadi penampilan pustakawan setiap saat dalam melayani pengguna. Hal ini adalah aset yang tidak ada habisnya bagi industri jasa.
E – Eagerness to help others, with a liking for people and willingness to serve them
Bersemangat / berkeinginan yang kuat untuk membantu dan menyukai orang lain, bergaul dan rela / bersedia melayani orang lain. Memuaskan orang merupakan kebahagiaan kita
R – Respect for other people, courtesy costs nothing
Menghormati dan menghargai orang lain, memberikan respon yang sama terhadap setiap orang yang datang.
S – Sense of responsibility is realization that what one does says is important
Rasa tanggungjawab yang besar merupakan realisasi apa yang kita katakan kepada pengguna adalah penting.
O – Orderly mind is essential for methodical and accurate work
Petugas layanan harus mempunyai cara berpikir yang teratur dan terorganisasi untuk melakukan pekerjaan dengan metode yang baik dan tingkat ketepatan yang tinggi.
N – Neatness indicates pride in self and job
Kerapian merupakan bukti bahwa kita bangga dengan diri kita sendiri dan pekerjaan kita. Penampilan akan tampak bercahaya.
A – Accuracy in everything done is paramount important
Ketepatan / ketelitian dalam tiap hal yang dikerjakan merupakan nilai yang sangat penting. Sikap tersebut akan memberikan kepuasan dan peningkatan penghargaan.
L – Loyalty to both management and colleaques make good teamwork
Bersikap setia pada manajemen dan rekan kerja merupakan kunci keberhasilan dari kerjasama tim.
I – Intellegence use of common sense at all times
Menggunakan akal sehat dan intelektual dalam memahami orang lain akan mengasah perasaan dan intuisi kita terhadap apa yang tersirat dalam benak pihak lain saat berinteraksi.
T – Tact saying and doing the right thing at the right time
Bicara dengan bijaksana dan melakukan yang benar pada waktu yang tepat merupakan ciri kepribadian yang kuat.
Y – Yearning to be a good service clerk and love of work is essential
Bersedia memberi yang terbaik dan berkeinginan yang kuat untuk menjadi pelayan yang baik, serta mencintai pekerjaan.
1. Empati: kemauan untuk mengerti orang lain
2. Percaya diri
3. Ketulusan untuk berhubungan dengan orang lain
4. Keramahan, rasa simpati, dan sikap hormat
White and Blackley memberikan kiat yang dapat kita pakai dalam pelayanan perpustakaan. P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y
P – Pleasantness, good manner, smile are natural assets
Sikap yang gembira, sopan santun, dan senyum senantiasa harus menjadi penampilan pustakawan setiap saat dalam melayani pengguna. Hal ini adalah aset yang tidak ada habisnya bagi industri jasa.
E – Eagerness to help others, with a liking for people and willingness to serve them
Bersemangat / berkeinginan yang kuat untuk membantu dan menyukai orang lain, bergaul dan rela / bersedia melayani orang lain. Memuaskan orang merupakan kebahagiaan kita
R – Respect for other people, courtesy costs nothing
Menghormati dan menghargai orang lain, memberikan respon yang sama terhadap setiap orang yang datang.
S – Sense of responsibility is realization that what one does says is important
Rasa tanggungjawab yang besar merupakan realisasi apa yang kita katakan kepada pengguna adalah penting.
O – Orderly mind is essential for methodical and accurate work
Petugas layanan harus mempunyai cara berpikir yang teratur dan terorganisasi untuk melakukan pekerjaan dengan metode yang baik dan tingkat ketepatan yang tinggi.
N – Neatness indicates pride in self and job
Kerapian merupakan bukti bahwa kita bangga dengan diri kita sendiri dan pekerjaan kita. Penampilan akan tampak bercahaya.
A – Accuracy in everything done is paramount important
Ketepatan / ketelitian dalam tiap hal yang dikerjakan merupakan nilai yang sangat penting. Sikap tersebut akan memberikan kepuasan dan peningkatan penghargaan.
L – Loyalty to both management and colleaques make good teamwork
Bersikap setia pada manajemen dan rekan kerja merupakan kunci keberhasilan dari kerjasama tim.
I – Intellegence use of common sense at all times
Menggunakan akal sehat dan intelektual dalam memahami orang lain akan mengasah perasaan dan intuisi kita terhadap apa yang tersirat dalam benak pihak lain saat berinteraksi.
T – Tact saying and doing the right thing at the right time
Bicara dengan bijaksana dan melakukan yang benar pada waktu yang tepat merupakan ciri kepribadian yang kuat.
Y – Yearning to be a good service clerk and love of work is essential
Bersedia memberi yang terbaik dan berkeinginan yang kuat untuk menjadi pelayan yang baik, serta mencintai pekerjaan.
E. Keterampilan Berkomunikasi yang Perluh di
Tingkatkan
1. Dapat
menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak membingungkan
2. Menciptakan kesan positif
3. Menciptakan iklim kerja yang baik sehingga mampu meningkatkan citra institusi
2. Menciptakan kesan positif
3. Menciptakan iklim kerja yang baik sehingga mampu meningkatkan citra institusi
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
merupakan bagian penting yang mendukung keberadaan suatu organisasi termasuk
perpustakaan. Tanpa adanya komunikasi dalam organisasi, maka semua pihak hampir
tidak mungkin bekerjasama satu sama lain, Demikian pula, suatu koordinasi tidak
mungkin dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi sangatlah penting, bukan hanya di lingkungan organisasi saja tetapi
di seluruh aspek kehidupan. Tanpa adanya komunikasi akan membuat suatu
organisasi menjadi hancur.
Kemampuan
berkomunikasi sangatlah penting dalam pengembangan perpustakaan terutama dalam peningkatan
pelayanannya. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan kemampuan
komunikasi bagi seluruh staf perpustakaan.
B. Saraan
Berkat ridho Allah Swt kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksimal mungkin, tapi bukan berarti apa
yang telah kami kerjakan ini sudah sempurna dimata teman-teman, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itulah dengan segala kerendahan hati agar sekiranya teman-teman bersedia memberikan saran dan masukannya yang
bersifat membangun kepada kami agar kelak kami dapat memperbaikinya dengan
sebaik-baiknya.
REFERENSI
1. Mahmud Mufid, M.si, komunikasi dan regulasi penyiaran, Jakarta: atas kerja sama dengan
UIN press, 2007.
2. Sutarno NS,
perpustakaan dan masyarakat, Jakarta: Sagung Seto, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar